Minggu, 08 Agustus 2010

eksistensi dan esensi

Banyak memang orang yang berbicara tentang filsafat tapi lebih banyak lagi orang yang pernah mendengarkannya…, Ada yang sudah pernah mendengar dan cuek, ada yang pernah mendengarkan dan komentar dikit sebagai penglaris, ah filsafat ? apa itu ? ah ndak ada gunanya filsafat…:), tapi ada juga lho yang pernah mendengarkannya dan kemudian terusik sehingga mencari tahu, ada apa sih dengan filsafat…?

Diantara yang bicara filsafat, Ada yang bicara karena memang mak dan bapaknya nyuruh kuliah filsafat, terpaksa dech bicara filsafat supaya lulus kuliah J. Ada juga jenis yang lain, bicara filsafat karena orang disekitarnya bicara filsafat alias ikut mode, dan yang lainnya lagi adalah orang-orang yang bicara filsafat karena memang mencintai filsafat, sehingga memberi tahu , ini lho filsafat bla..bla…bla..

Sekarang dimanakah kita?

Kita termasuk orang yang bicara filsafat, dan untuk mengukur kedekatan kita dengan filsafat, yuk kita cari tahu…ada apa dengan filsafat?

Filsafat pada dasarnya hanya membicarakan 2 faktor utama, yaitu eksistensi dan esensi. Bolak balik orang-orang sibuk membicarakannya dari jaman kejaman hingga sekarang ini, yang dibahas ya itu-itu saja, manakah yang lebih penting eksistensi atau esensi.

Bicara eksistensi dan esensi adalah seperti halnya orang bicara matematika dengan matematika (aritmetika, geometri dll) . Namu kalau bicara eksistensi maka artinya seperti membicarakan Aritmetika, maka ANGKA-ANGKALAH tentunya yang menjadi eksistensi telaahannya. Bicara Geometri, maka walaupun pembicaraanya dibolak balik dan temanya diutak atik, tapi aksistensi Geometri adalah TETAP membicarakan disekitar GARIS-GARIS JUGA. Semua GARIS! baik garis yang miring, yang tegak dan yang sudah tidak bisa tegak hehehe…

Sekarang dengan contoh perumpaman itu kita akan bicara lebih kedalam lagi, kita bicara mulai dari eksistensi dulu…

Eksistensi qua eksistensi, begitu kalimat yang sering kita dengar…yang berarti ada didalam ada (wujud qua wujud). Ini kalimat sangat padat, dan membicarakannya juga kita harus satu-satu dulu.

Perlu diketahui bahwa kemanapun orang muter-muter bicaranya, tidak peduli apa latar belakangnya, baik yang sudah terbiasa menelaah filsafat, ataupun yang masih baru akan selalu membicarakan tentang masalah eksistensi dengan yang menjadi dua lawannya yaitu esensi dan adam (tidak ada).

Contoh untuk permasalahan aksistensi dengan dua lawannya ini bisa kita lihat dari kehidupan kita sehari-hari. Bagi kita yang hidup dialam indrawi, yang kita sebut dengan ada adalah ada yang kelihatan dan terasa oleh pancaindara kita. Misalnya bakwan, mobil, pesawat terbang, kapal laut, pisang goreng , bulan, bintang, kerupuk, peyek dain-lain…, kita bilang ada karena memang kita bisa lihat dan bahkan sebagian bisa kita makan J , Bendanya betul-betul “ada terlihat”.

Tapi filsafat tidak berhenti di ada yang terlihat saja, filsafat tidak berhenti sampai dengan peyek tadi tok. Filsafat angkat bicara jauh diatas itu, filsafat bicara tentang hal-hal yang ADA (eksistensi) selain dengan yang ADA ‘terlihat’ dengan pancaindra.

Filsafat memberitahukan kita tentang ADA yang lain, misalnya adanya bayangan kota Barcelona, bayangan pacar atau calon pacar dipikiran kita. Sang pacar atau calon pacar ini betul-betul “ADA” dalam pikiran kita, tapi coba dibedah kepala kita cari tahu apakah memang betul-betul ADA TERLIHAT di isi kepala kita ada orang atau kota yang kita bayangkan tadi?.

Lho ini maksudnya gimana sih?

Maksudnya, bahwa ada susuatu yang betul-betul ADA tapi tidak ADA dalam bentuk nyata. Bukti dia ADA adalah dia bisa bekerja dan bahkan menciptakan bayangan dan rencana-rencana. Bahkan banyak ditemukan sesuatu yang ADA dalam dunia modern ini adalah ADA danTERCIPTA dari ADA-nya bayangan dan rencana-rencana yang ada dialam pikiran.

Ini jangan dikira gampang lho, kalau ADA nya bisa digapai dengan panca indra PASTI setelah TIDAK ADA nya pun bisa digapai dengan pancaindra. Misalnya didepan rumah saya ADA pohon durian dan kelihatan ADA dengan pancaindra, tapi kalau pohon itu saya TEBANG dan kemudian saya buang ke laut, sekarang bisa disaksikan dengan jelas bahwa didepan rumah saya sudah TIDAK ADA pohon durian. Tadinya ADA sekarang TIDAK ADA dan bisa dilihat dialam nyata, ini mah gampang :)

Tapi bagaimana kalau tadinya ADA didalam alam pikiran, apakah bisa menjadi TIDAK ADA?

Filsafat mengatakan bahwa ADA bisa menjadi TIDAK ADA hanya berlaku untuk yang ADA secara realita. Tetapi untuk hal-hal yang ADA nya bukan dialam realita, tetapi di ada alam mental (dzhini) maka sesungguhnya dia tidak mengenal istilah TIDAK ADA melainkan istilahnya adalah TIDAK MEMPUNYAI ESENSI.

philosophical teachings of the qur`an(tradisi ilmiah islam(matematika islam)) Bagikan

Tradisi Ilmiah bisa kita temui dihampir semua peradaban sepanjang sejarah umat manusia. Salah satu tradisi ilmiah yang menjadi catatan sejarah adalah tradisi ilmiah Islam. Dalam kesempatan ini kita akan membuka catatan sejarah bagaimana tradisi ilmiah pernah tumbuh subur dikalangan umat Islam, bagaimana ilmuwan-ilmuwan muslim terdahulu mengkaji dan menggali pengetahuan.

Salah satu prestasi ilmuwan Islam yang tidak bisa kita lupakan adalah bagaimana mereka menemukan :

>> Angka Nol
>> Angka-Angka Arab
>> Algoritma
>> Aljabar
>> Trigonometri bidang datar, sferis, dan analitis
>> Menghitung persamaan akar kuadrat
>> Tabel Sinus dan Cosinus
>> Persamaan pangkat tiga
>> Karya Banu Musa dalam ilmu geometri

Prestasi ilmuwan muslim dalam bidang matematika ternyata sangat luar biasa. Prestasi yang paling menonjol bisa kita lihat pada masa pemerintahan Khalifah Al-Mansur, yaitu Kalifah kedua dari Banu Abbasiyah di abad ke-8 Masehi. Selama periode ini, Karya ilmiah dalam bidang matematika dikatakan hanya dihasilkan oleh kalangan Muslim. Dikhabarkan jikapun ada non-muslim yang membuat karya ilmiah dibidang matematika, maka mereka menuliskannya dengan bahasa arab.

Kaum Muslim biasa menuliskan penjumlahan dalam bentuk angka-angka termasuk angka nol bukan dalam bentuk huruf atau kata-kata seperti lazimnya pada masa itu. Dengan demikian mereka membuat perhitungan aritmatika menjadi sederhana dan mudah diaplikasikan pada berbagai masalah sehari-hari, seperti dalam perdagangan dan bisnis. Angka nol mempunyai peran yang sangat penting dalam aritmetika. Tanpa angka nol tidak mungkin kita bisa menuliskan bilangan seperti sepuluh, seratus, dan sebagainya.

Orang Barat belajar menggunakan angka-angka dari Arab, dan kemudian menyebutnya sebagai angka Arab. Penyebaran angka Arab pada masyarakat
Kristen Eropa sangat lambat. Para pakar matematika Kristen biasa menggunakan angka Romawi kuno dan sempoa, atau menggunakan angka Arab dengan system bilangan yang mereka miliki. Baru pada abad ke-12, setelah belajar dari kaum Mulim, para ilmuan Barat mampu menghasilkan beberapa tulisan tentang system bilangan tanpa kolom dan mencantumkan angka nol.

Sistem bilangan ini disebut algoritma (atau algorisme) yang merupakan istilah latin dari Al-Khuwarijmi yaitu seorang pakar matematika, astronomi dan geografi Muslim yang sangat terkenal pada masa Khalifah al-Makmun di abad ke-9 M. Nama lengkap beliau adalah Abu abd Allah Muhammad bin Musa al-Khuwarizmi (meninggal tahun 850 M). Pengaruh beliau dalam bidang matematika jauh lebih besar dari para ilmuwan lain pada masa itu. Beliau menulis ensiklopedi tentang aritmetika, geometri, musik, dan astronomi.

Atas upaya kaum Muslim pula aljabar (Algebra) menjadi bagian dari ilmu pasti. Al-khawarizmi menulis buku yang membahas bidang ilmu ini dengan judul “Kitab al-Jabr wa al-muqabalah” (buku tentang pengembalian dan pembandingan ).

Kata ‘Jabr’ artinya adalah pengembalian, maksudnya adalah menambahkan sesuatu pada sebuah penjumlahan atau perkalian sehingga menjadi sebanding dengan nilai tertentu. Kata ‘Muqabalah’ berarti perbandingan yang di aplikasikan untuk membandingkan dua sisi dari sebuah persamaan semisal A + B = C.

Istilah al-Jabr (aljabar) pada awalnya digunakan pada operasi yang sederhana seperti penjumlahan atau perkalian , tetapi selanjutnya digunakan dalam permasalahan yang lebih rumit. Selain aljabar, kaum Muslim juga menemukan geometri analitik serta trigonometri bidang datar dan sferis.

Alhajjaj ibnu Yusuf, yang sangat terkenal antara tahun 786 M-833 M di Baghdad adalah orang pertama yang menguraikan dasar-dasar teori euclides-pakar ilmu ukur yunani-kedalam bahasa Arab. Karyanya itu diterjemahkan sebanyak dua kali, yaitu pada masa khalifah Harun ar-Rasyid dan pada masa putranya , khalifah al-Makmun.

Abu Sa’id al-Darir al-Jurfani (meninggal 845 M), adalah seorang Muslim pakar Astronomi dan matematika. Beliau menulis tentang diskursus mengenai masalah-masalah geometri.

Pada akhir abad ke-10 M, ilmu matematika semakin berkembang dengan munculnya Abu Kamil, Yang merupakan salah satu pakar matematika terkemuka dimasa itu. Beliau menyempurnakan teori aljabar karya al-Khawarizmi, dengan menghitung dan menyusun persamaan akar kuadrat.

Ia melakukan studi khusus tentang pentagon (bidang segi lima) dan decagon (bidang segi sepuluh) dengan menggunakan teori-teori aljabar, menjelaskan teori perkalian dan pembagian persamaan aljabar, menyusun sistem persamaan hingga memuat lima variable yang tidak diketahui. Karyanya itu dipelajari secara intensif dan banyak digunakan oleh al-Karkhi dan Leonardo dari Pisa.

Kontribusi Abul Wafa terhadap perkembangan trigonometri juga luar biasa. Beliau adalah ilmuwan yang pertamakali menunjukkan generalitas teorema sinus dalam bangun segitiga. Beliau mengajukan suatu metode baru untuk membuat table sinus dan menghitung nilai sinus dan menghtung nilal sinus 30 derajat hingga delapan angka decimal.

Umar ibn Ibrahim al-Khayyam, merupakan salah satu pakar matematika dan astronomi Muslim terbesar abad pertengahan. Bila al-Khawarizmi hanya membahas persamaan kuadrat, maka al-Khayyam banyak mendiskusikan persamaan pangkat tiga. Beliau membuat klasifikasi yang sangat menarik tentang berbagai persamaan berdasarkan kompleksitasnya, yaitu jumlah faktor berbeda yang terkandung dalam persamaan.

Sementara itu, Banu Musa atau keluarga Musa menulis serangkaian studi yang sangat penting. Salah satu topik yang disusun oleh Muhammad ibn Musa membahas tentang ukuran ruang, pembagian sudut dan perhitungan proporsional untuk membentuk suatu pembagian tunggal antara dua nilai tertentu.

Minat beliau tidak terbatas hanya pad geometri. Beliau juga menulis tentang mekanika ruang angkasa, atom, asal usul bumi,dan sebuah esai tentang teori Ptolomeus tentang alam semesta.

Al-Hasan melakukan studi mengenai sifat-sifat geometris dari elips. Al-Hasan barangkali merupakan pakar geometri yang paling berbakat pada masa itu. Ia menerjemahkan enam buku pertama tentang dasar-dasar teori Euclides, namun tidak menyelesaikan buku-buku berikutnya karena sudah mampu menyusun karya ilmiah berdasarkan teori-teori sendiri.

Pakar matematika dan geometri lainnya adalah al-Hasan al-Marakashi, yang terkenal hingga tahun 1262 M. Ia menulis berbagai karya ilmiah tentang astronomi, yang kemudian diwujudkan secara praktis dalam berbagai instrument astronomi dan metodenya.

Ada pula Abdul Abbas Ahmad ibn Muhammad ibn Utsman al-Azdi, seorang ilmuwan Muslim yang sanat popular, yang menullis 74 karya ilmiah tentang matematka dan astronomi. Salah satu bukunyayang berjudul “Talkhis amal al-Hisab” (Ringkasan Operasi Aritmetika) telah dipelajari paling tidak selama 2 abad.

Buku itu sangat dikagumi oleh Ibnu Khaldun, dan diterjemahkan dalam bahasa Prancis diterbitkan pada tahun 1864 M.

one day...at the class^^

suatu siang yang amat panas dan gersanggg...tepatnya di kawasan rumpin city,.,,lebih teptnay di smaru 87,,dan lebihnya lagi di ruang kelas 12 ipa


ketika susana yang gersang itu makin memuncak dan makin menggairahkan untuk membuat si pemilik hati ingin pulang ,,si pak guru malah minta nambah jam,,buat ngisi soal,,,dasar emang ank2 12 ipa rombenkkkk bragajulllll,,,,,ada2 ajh ulahnya,,,,,,,gara2 penegn pulanggg....
heningggg...........


pak guru: jadi begini yah ank2 jika bilngan ini di tambah dengan bilangan itu mak hasilnya akan menunjukan bahwa bilangan tsb termasuk contoh ikatan,,bla,,bla,,dan ada 2 cara untuk menyelesaikanyah yaitu cara langsung dan tidak langsungg....


murid : diammmm,,,,

pak guru: baiklah...buka halaman sekian di situ ada contoh dgn cara tdk langsung,,,,tolong di pelajari...no bla...bla..bla....


murid: masih diam dan.....(bunyi2 aneh terdengar,,,,,hoamhhhhhmhh
h,,pulangggg,hayng balik,,,haynag,, balik,,, lapar,,, wuyy pengen ppulang,,,,


pak guru:huftt langsung (menunjuk,,salah seorang murid,,,,)ya kamu,,, tlng kerjakan no.5..menurut kamuagar lebih cepat yang ini pakai cara apa?langsung ap tidak langsung?

murid:(dng bersemangat)langsung pakkkk....

pak guru:langsung:tlng jelaskan..ke depannn

murid:maksud saya langsung pak,,, langsung pulang pak...biar cepat



(semunya says:SETUJUUUUUUUUUUUUUUUUUUU):D


pAK guru:keluar kelas sanmbil cemberut.......

murid:keluar kelas dengan tertib sambil bersenandung gembira,,,,:P



hohohohohho inilah potret ke anehan ank2 eksak jaman sekarang,,,parahh parah,,,,,,,,,,,,,,,


stststststststttttttttttttttttttttt cuma gokol2an kwooooooooooooooo^^

bila itu cinta

Bila telapak tangan berkeringat, hati dag dig dug, suara bagai tersangkut di tenggorokan.

Itu bukan cinta, tetapi suka.

Bila tangan tidak dapat berhenti memegang dan menyentuhnya.

Itu bukan cinta tetapi birahi.

Bila menginginkannya karena tahu ia akan selalu berada di sampingmu.

Itu bukan cinta tetapi kesepian.

Bila menerima pernyataan cintanya karena tak mau menyakiti hatinya.

Itu bukan cinta tetapi kasihan.

Bila bersedia memberikan semua yang kamu sukai demi dia.

Itu bukan cinta tetapi kemurahan hati.

Bila kamu bangga dan selalu ingin memamerkannya kepada semua orang.

Itu bukan cinta tetapi kemujuran.

Bila kamu katakan padanya bahwa ia adalah satu-satunya hal yang kamu pikirkan.

Itu bukan cinta tetapi gombal.

Arti mencintai :

Ketika kamu menerima kesalahan dia, karena itu adalah bagian dari kepribadiannya.

Ketika kamu rela memberikan hatimu, kehidupanmu bahkan kematianmu.

Ketika hatimu tercabik bila ia sedih, dan berbunga bila ia bahagia.

Ketika kamu menangis untuk kepedihannya, biarpun ia cukup tegar menghadapinya.

Ketika kamu tertarik kepada orang lain, tetapi kamu masih setia bersamanya.

CINTA adalah PENGORBANAN;

Mencintai berarti memberi diri. Cinta adalah kematian atas sifat egois dan egosentris. Kadang itu menyakitkan, tetapi itulah harga yang harus dibayar untuk sebuah CINTA…

Semua diatas adalah kata perumpamaan, tapi awal dari cinta adalah membiarkan orang yang kita cintai menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kita inginkan. Jika tidak, kita hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kita temukan di dalam dia.b

sang motivatorr

jilbab putihnya yang melewati pinggul melambai diterpa angin siang Pamulang, ia mengenakan gamis hijau daun dan menyandang tas selempang. Langkahnya mantap. Sesekali dua bola matanya yang bulat mengitari jalanan, berharap ada sampah yang bisa ia ais untuk dikumpulkan.

Sekilas, tak ada seorang pun yang akan menyangka jika gadis mungil bernama lengkap Ming Ming Sari Nuryanti dengan gamis dan jilbab panjangnya ini adalah seorang pemulung. Pakaiannya bersih, aura terpelajar terpancar dari tubuhnya, senyumnya manis dan ia sangat ramah.
mingming

mingming

“Dulu saya berangkat ke kampus dari rumah di Rumpin, Bogor,” kata mahasiswi Akuntansi Unpam Semester 2 ini. Dalam jarak tak kurang dari 10 km yang menghabiskan waktu hingga 3 jam itulah ia kerap sambil bekerja, memulung bekas gelas atau botol air mineral maupun kemasan bekas susu formula. Pekerjaaan yang dilakoninya sejak tahun 2004, saat ia duduk di bangku kelas satu SMA Negeri 1 Rumpin, Bogor.

Dua bulan belakangan gadis yang akrab disapa Muna ini tinggal bersama teman-teman kampusnya di sekretariat UKM Muslim yang terletak di belakang kawasan kampus Unpam. Orang tua, terutama ayahnya, Syaepudin (45), akhirnya mengijinkan Muna tinggal bersama teman-teman karena efektivitas waktu.

Sampai saat ini, aktivitas memulung Muna memang masih berjalan meski tidak seaktif biasanya karena ia harus kuliah dan mengerjakan tugas-tugas kuliah. Semenjak tinggal di UKM Muslim beberapa temannya bahkan membantu dengan mengumpulkan gelas dan botol bekas air mineral selepas ada kegiatan kampus.

Sebelumnya, Muna telah menjalani aktivitas memulung sejak kelas satu SMA, tahun 2004. Ayahnya bekerja di tempat bowling di kawasan Ancol sebagai pemungut bola dan pembawa perlengkapan pengunjung.

Lepas SMP, Muna sadar bahwa keluarganya sedang dalam taraf ‘paceklik’, pengunjung bowling sepi hingga penghasilan sang Ayah menipis. Saat itulah, salah seorang teman ayahnya mengatakan bahwa gelas dan botol air mineral bekas dapat menghasilkan uang. Maka mulailah Muna sekeluarga memulung untuk kemudian dijual kepada pengepul.

“Awalnya minder pas pertama kali mau terjun buat mulung, shock gitu lah. Seiring dengan perjalanan waktu akhirnya ada kesadaran bahwa islam tidak mengajarkan kita untuk minder dan menangisi nasib, kita harus sabar dan tawadhu, dijalani dengan senang hati semangat semuanya dilakukan dengan niat karena Allah,” kata gadis yang sudah aktif di Rohis sejak SMA ini.

Bukan hal yang mudah bagi anak SMA untuk menjalani profesi sebagai pemulung. Di saat ABG lain sedang berlomba menampilkan sisi paling menarik dari diri mereka.

“Pernah ketemu teman satu sekolah pas lagi mulung. Tadinya saya mau menyapa duluan tapi dia langsung kabur, mungkin shock melihat temannya dalam kondisi ini. Mungkin dia belum pernah ketemu sama temen yang dalam keadaan memulung,” kata Muna yang selalu berusaha untuk berbaik sangka pada orang lain.

Lambat laun, guru-guru di sekolah pun tahu kondisi Muna karena ia sering telat bayar uang sekolah. “Sering dapat kebijakan dari sekolah karena saya bilang kalau saya dapat uang itu ya terbatas, paling 3 bulan sekali karena dapat uang itu dari memulung,” ungkap sulung dari tujuh bersaudara.

Meski dalam keterbatasan, bukan alasan bagi Muna dan juga keluarganya untuk mengorbankan pendidikan. Terbukti, ia dan adik-adiknya tak ada yang tidak bersekolah. Adik-adiknya, Lisa Sab Nuryanti saat ini sedang menunggu pengumuman hasil tes masuk di UIN. Melati Sab Putri saat ini duduk di kelas 2 SMAN 1 Rumpin, Kenny Puja Nurwati kelas 1 SMP Informatika, Rohani Nurfitri kelas 6 SDN Kertajaya VI, Romadhon Syawaludin kelas 5 SDN Kertajaya VI, dan Mia Syaprianti kelas 2 SDN.

Bukan hal yang mudah pula bagi Muna menyicip bangku kuliah. Lulus SMA, sambil menunggu waktu masuk perguruan tinggi, ia sempat bekerja di TemPrint di kawasan Palmerah selama dua bulan. Saat memilih universitas, diantara sekian banyak pilihan, ia memilih Unpam dengan pertimbangan biaya sebesar Rp. 900.000 dan dapat dicicil perbulan Rp. 150.000. Padahal jarak yang harus ia tempuh bukan jarak yang dekat. Sebelum tinggal di UKM MUslim, ia malah terbiasa berjalan kaki atau menumpang truk untuk pulang dari Pamulang ke Bogor.

“Dulu makan juga Cuma sekali, di rumah aja, tapi porsinya jadi dobel,” kenangnya, tertawa. Saat ini, ia boleh sedikit berlega hati karena bisa memasak dan tinggal dekat dengan kampus. “Tiap minggu saya pulang ke Rumpin” katanya.

Di sela-sela kesibukannya kuliah, Muna masih sempat mengumpulkan gelas dan botol aqua bekas hingga kini. “Alhamdulillah saya ngga merasa bosan dengan pekerjaan ini,” kata kelahiran 28 April 1990 ini. Meski begitu, ia tak menampik jika lahan sekarang semakin sempit akibat jumlah pemulung yang bertambah dan ruang geraknya yang berkurang. Saat ini untuk mengumpulkan satu karung botol dan gelas air mineral bekas ia memerlukan waktu berhari-hari, padahal perkilogram botol mineral bekas hanya seharga Rp. 5000 dan gelas air mineral Rp. 10.000.

Tidak sedikit yang mencibir atas profesi yang dilakoni gadis yang mengidolakan Rasulullah ini. Bahkan komentar bernada negatif kerap didapatnya dari tetangganya di Rumpin, tak jarang ia menjumpai raut muka tak bersahabat dari orang-orang yang dikenalnya. Meski begitu, Muna mengaku tak pernah drop semangat dengan semuanya itu. “ Alhamdulillah nggak sempet drop semangat karena pendapat-pendapat yang ngga enak. Karena kan kalau yang namanya komentar negatif begitu lebih baik tidak dipedulikan. Kan yang memberi rizki itu Allah, bukan mereka,” tukas Muna ringan.

Cita-citanya adalah menjadi seorang pendakwah yang sekaligus akuntan, ini sesuai dengan hobinya yang senang menasehati dalam kebenaran (watawassaubil Haq). Apa targetnya dalam waktu dekat? “Menikah sebelum S1,” tutupnya mantap.

meminang sang pangeran

ku tahu, aku hanya seorang wanita
yang tugasnya menunggu sang pangeran
dalam penantian

kata mereka, kau yang berhak memilih
dan kami, perempuan, hanya bisa
menolak atau menerima lamaran

tapi, bolehkah kali ini aku yang memilih?
memintamu untuk menjadi yang terindah di hatiku?
kau tinggal bilang ya, atau tidak. mudah kan?

ah, mungkin benar, dunia sudah terbalik
atau bisa juga ini hanya rasa khawatirku
takut kalau Allah tidak menyisakan satu mujahidNya untukku

hahaha…dasar aneh!
bukankah Allah sudah berfirman
bahwa Dia menciptakan makhlukNya dengan berpasangpasangan?

tapi, aku juga ingin tahu rasanya
berbunga ketika lamaranku diterima
atau kecewa saat pinanganku ditolak
mungkin dengan begitu, aku bisa berbagi dengan kaumku
bagaimana sih sakitnya ditolak?
agar para akhawat tak gampang mengucap kata “tidak”
dengan alasan yang sengaja dibuatbuat :
masih ingin melanjutkan studilah
belum cukup umurlah
belum siap mentallah
kurang cocoklah!
dan entah apa lagi…

tapi, bagaimana cara meminangmu ya?
apa aku harus mengajukan proposal lebih dulu?
atau langsung datang ke istanamu dan
memohon agar kau sudi menerimaku menjadi permisurimu?
itukah yang kau mau?

“Huh, dasar tidak tahu malu!”
tibatiba terdengar teriakan dari jauh
“Wahai akhwat, DI MANA IZZAHMU?”

IZZAH?
kalian bertanya tentang IZZAH?

apakah izzah ada pada diri seorang akhwat
yang malu mengungkap perasaannya
kemudian memendam cinta dan
mengotori hati dengan terus memikirkannya?

apakah izzah ada pada diri seorang akhwat
yang menyuburkan virus cinta di hatinya
dan membaginya pada semua ikhwan yang dikaguminya
dalam masa penantiannya?

apakah izzah ada pada diri seorang akhwat
yang menanti sang pangeran, namun ketika ia datang
si akhwat menolak dengan alasan tidak jelas?

di sanakah izzah bersemayam?

ataukah izzah ada pada diri seorang Khadijah
yang berterus terang meminta Muhammad untuk
menjadi nakhoda dalam bahtera cintanya?

ataukah izzah ada pada diri para bidadari yang
berebut ingin melayani Zulebid
yang rela meninggalkan istri tercinta
di hari pertama pernikahannya demi meraih syahid?

sungguh, kisah cinta yang agung dan suci
bukan cintacinta picisan yang ingin diraih
tapi jauh lebih tinggi!
cinta di atas segala cinta
yang tak kan habis cintaNya,
Allah!

di sana ada kejujuran, keterbukaan, kepercayaan,
ketulusan, keimanan, dan ketaqwaan
berbeda dari kisah Romeo dan Juliet
atau Layla dan Majnun yang berakhir tragis dengan
mati membawa cinta tak sampai
malang!

mungkin iya, aku tak seberani Bunda Khadijah
aku pun bukan bidadari yang tak dianugerahi rasa malu
karena ia memang diciptakan dan ditugaskan untuk melayanimu

tapi, jika aku boleh memilih
izinkan aku meminangmu sebagai kekasih
bukan untuk saat ini
karena mungkin waktuku tak cukup untuk menanti

tapi, nanti
setelah kumati…

pudarnya pesona cleopatra

Habiburrahman El Shirazy

Dengan panjang lebar ibu menjelaskan, sebenarnya sejak ada dalam kandungan aku telah dijodohkan dengan Raihana yang tak pernah kukenal.

�Ibunya Raihana adalah teman karib ibu waktu nyantri di pesantren Mangkuyudan Solo dulu,� kata ibu.


�Kami pernah berjanji, jika dikarunia anak berlainan jenis akan besanan untuk
memperteguh tali persaudaraan. Karena itu ibu mohon keikhlasanmu�, ucap beliau dengan nada mengiba.


Dalam pergulatan jiwa yang sulit berhari-hari, akhirnya aku pasrah. Aku menuruti
keinginan ibu. Aku tak mau mengecewakan ibu. Aku ingin menjadi mentari pagi
dihatinya, meskipun untuk itu aku harus mengorbankan diriku.


Dengan hati pahit kuserahkan semuanya bulat-bulat pada ibu. Meskipun sesungguhnya dalam hatiku timbul kecemasan-kecemasan yang datang begitu saja dan tidak tahu alasannya. Yang jelas aku sudah punya kriteria dan impian tersendiri untuk calon istriku.

Aku tidak bisa berbuat apa-apa berhadapan dengan air mata ibu yang amat kucintai. Saat khitbah (lamaran) sekilas kutatap wajah Raihana, benar kata Aida adikku, ia memang baby face dan anggun.


Namun garis-garis kecantikan yang kuinginkan tak kutemukan sama sekali.
Adikku, tante Lia mengakui Raihana cantik, �cantiknya alami, bisa jadi bintang iklan Lux lho, asli ! kata tante Lia. Tapi penilaianku lain, mungkin karena aku begitu hanyut dengan gadis-gadis Mesir titisan Cleopatra, yang tinggi semampai, wajahnya putih jelita, dengan hidung melengkung indah, mata bulat bening khas arab, dan bibir yang merah.

Di hari-hari menjelang pernikahanku, aku berusaha menumbuhkan bibit-bibit cintaku untuk calon istriku, tetapi usahaku selalu sia-sia.


Aku ingin memberontak pada ibuku, tetapi wajah teduhnya meluluhkanku. Hari
pernikahan datang. Duduk dipelaminan bagai mayat hidup, hati hampa tanpa cinta, Pestapun meriah dengan emapt group rebana. Lantunan shalawat Nabipun terasa menusuk-nusuk hati. Kulihat Raihana tersenyum manis, tetapi hatiku terasa teriris-iris dan jiwaku meronta. Satu-satunya harapanku adalah mendapat berkah dari Allah SWT atas baktiku pada ibuku yang kucintai.

Rabbighfir li wa liwalidayya!


Layaknya pengantin baru, kupaksakan untuk mesra tapi bukan cinta, hanya sekedar karena aku seorang manusia yang terbiasa membaca ayat-ayatNya.

Raihana tersenyum mengembang, hatiku menangisi kebohonganku dan kepura-puraanku. Tepat dua bulan Raihana kubawa ke kontrakan dipinggir kota Malang.

Mulailah kehidupan hampa. Aku tak menemukan adanya gairah. Betapa susah hidup berkeluarga tanpa cinta. Makan, minum, tidur, dan shalat bersama dengan makhluk yang bernama Raihana, istriku, tapi Masya Allah bibit cintaku belum juga tumbuh. Suaranya yang lembut terasa hambar, wajahnya yang teduh tetap terasa asing. Memasuki bulan keempat, rasa muak hidup bersama Raihana mulai kurasakan, rasa ini muncul begitu saja.

Aku mencoba membuang jauh-jauh rasa tidak baik ini, apalagi pada istri sendiri yang seharusnya kusayang dan kucintai. Sikapku pada Raihana mulai lain. Aku lebih banyak diam, acuh tak acuh, agak sinis, dan tidur pun lebih banyak di ruang tamu atau ruang kerja.

Aku merasa hidupku ada lah sia-sia, belajar di luar negeri sia-sia, pernikahanku sia-sia, keberadaanku sia-sia.

Tidak hanya aku yang tersiksa, Raihanapun merasakan hal yang sama, karena ia orang yang berpendidikan, maka diapun tanya, tetapi kujawab � tidak apa-apa koq mbak, mungkin aku belum dewasa, mungkin masih harus belajar berumah tangga� Ada kekagetan yang kutangkap diwajah Raihana ketika kupanggil �mbak�, � kenapa mas memanggilku mbak, aku kan istrimu, apa mas sudah tidak mencintaiku� tanyanya dengan guratan wajah yang sedih.

�wallahu a�lam� jawabku sekenanya. Dengan mata berkaca-kaca

Raihana diam menunduk, tak lama kemudian dia terisak-isak sambil memeluk
kakiku, �Kalau mas tidak mencintaiku, tidak menerimaku sebagai istri kenapa mas ucapkan akad nikah?

Kalau dalam tingkahku melayani mas masih ada yang kurang berkenan, kenapa mas tidak bilang dan menegurnya, kenapa mas diam saja, aku harus bersikap bagaimana untuk membahagiakan mas, kumohon bukalah sedikit hatimu untuk menjadi ruang bagi pengabdianku, bagi menyempurnakan ibadahku didunia ini�.

Raihana mengiba penuh pasrah. Aku menangis menitikan air mata buka karena Raihana tetapi karena kepatunganku. Hari terus berjalan, tetapi komunikasi kami tidak berjalan. Kami hidup seperti orang asing tetapi Raihana tetap melayaniku menyiapkan segalanya untukku.
Suatu sore aku pulang mengajar dan kehujanan, sampai dirumah habis maghrib, bibirku pucat, perutku belum kemasukkan apa-apa kecuali segelas kopi buatan Raihana tadi pagi,

Memang aku berangkat pagi karena ada janji dengan teman. Raihana memandangiku dengan khawatir. �Mas tidak apa-apa� tanyanya dengan perasaan kuatir. �Mas mandi dengan air panas saja, aku sedang menggodoknya, lima menit lagi mendidih� lanjutnya.

Aku melepas semua pakaian yang basah. �Mas airnya sudah siap� kata Raihana.

Aku tak bicara sepatah katapun, aku langsung ke kamar mandi, aku lupa membawa handuk, tetapi Raihana telah berdiri didepan pintu membawa handuk. �Mas aku buatkan wedang jahe�

Aku diam saja. Aku merasa mulas dan mual dalam perutku tak bisa kutahan.

Dengan cepat aku berlari ke kamar mandi dan Raihana mengejarku dan memijit-mijit pundak dan tengkukku seperti yang dilakukan ibu. � Mas masuk angin.

Biasanya kalau masuk angin diobati pakai apa, pakai balsam, minyak putih, atau jamu?� Tanya Raihana sambil menuntunku ke kamar.

�Mas jangan diam saja dong, aku kan tidak tahu apa yang harus kulakukan untuk membantu Mas�.

� Biasanya dikerokin� jawabku lirih.

� Kalau begitu kaos mas dilepas ya, biar Hana kerokin� sahut Raihana sambil tangannya melepas kaosku.

Aku seperti anak kecil yang dimanja ibunya. Raihana dengan sabar mengerokin
punggungku dengan sentuhan tangannya yang halus. Setelah selesai dikerokin, Raihana membawakanku semangkok bubur kacang hijau. Setelah itu aku merebahkan diri di tempat tidur.

Kulihat Raihana duduk di kursi tak jauh dari tempat tidur sambil menghafal
Al Quran dengan khusyu. Aku kembali sedih dan ingin menangis, Raihana manis tapi tak semanis gadis-gadis mesir titisan Cleopatra.

Dalam tidur aku bermimpi bertemu dengan Cleopatra, ia mengundangku untuk makan malam di istananya.� Aku punya keponakan namanya Mona Zaki, nanti akan aku perkenalkan denganmu� kata Ratu Cleopatra. � Dia memintaku untuk mencarikannya seorang pangeran, aku melihatmu cocok dan berniat memperkenalkannya denganmu�.
Aku mempersiapkan segalanya. Tepat puku 07.00 aku datang ke istana, kulihat Mona Zaki dengan pakaian pengantinnya, cantik sekali. Sang ratu mempersilakan aku duduk di kursi yang berhias berlian.

Aku melangkah maju, belum sempat duduk, tiba-tiba � Mas, bangun, sudah jam setengah empat, mas belum sholat Isya� kata Raihana membangunkanku. Aku terbangun dengan perasaan kecewa.

� Maafkan aku Mas, membuat Mas kurang suka, tetapi Mas belum sholat Isya� lirih Hana sambil melepas mukenanya, mungkin dia baru selesai sholat malam.

Meskipun cuman mimpi tapi itu indah sekali, tapi sayang terputus. Aku jadi
semakin tidak suka sama dia, dialah pemutus harapanku dan mimpi-mimpiku.

Tapi apakah dia bersalah, bukankah dia berbuat baik membangunkanku untuk sholat Isya.

Selanjutnya aku merasa sulit hidup bersama Raihana, aku tidak tahu dari mana sulitnya. Rasa tidak suka semakin menjadi-jadi. Aku benar-benar terpenjara dalam suasana konyol. Aku belum bisa menyukai Raihana. Aku sendiri belum pernah jatuh cinta, entah kenapa bisa dijajah pesona gadis-gadis titisan Cleopatra.

� Mas, nanti sore ada acara qiqah di rumah Yu Imah. Semua keluarga akan datang termasuk ibundamu. Kita diundang juga. Yuk, kita datang bareng, tidak enak kalau kita yang dieluk-elukan keluarga tidak datang� Suara lembut Raihana menyadarkan pengembaraanku pada Jaman Ibnu Hazm. Pelan-pelan ia letakkan nampan yang berisi onde-onde kesukaanku dan segelas wedang jahe.

Tangannya yang halus agak gemetar. Aku dingin-dingin saja.
� Maaf..maaf jika mengganggu Mas, maafkan Hana,� lirihnya, lalu perlahan-lahan beranjak meninggalkan aku di ruang kerja.

� Mbak! Eh maaf, maksudku D..Din..Dinda Hana!, panggilku dengan suara parau tercekak dalam tenggorokan.

� Ya Mas!� sahut Hana langsung menghentikan langkahnya dan pelan-pelan menghadapkan dirinya padaku. Ia berusaha untuk tersenyum, agaknya ia bahagia dipanggil �dinda�. Matanya sedikit berbinar.

�Te..terima kasih Di..dinda, kita berangkat bareng kesana, habis sholat dhuhur, insya Allah,� ucapku sambil menatap wajah Hana dengan senyum yang kupaksakan.


Raihana menatapku dengan wajah sangat cerah, ada secercah senyum bersinar dibibirnya.

� Terima kasih Mas, Ibu kita pasti senang, mau pakai baju yang mana Mas, biar dinda siapkan? Atau biar dinda saja yang memilihkan ya?�
.
Hana begitu bahagia.

Perempuan berjilbab ini memang luar biasa, Ia tetap sabar mencurahkan bakti meskipun aku dingin dan acuh tak acuh padanya selama ini. Aku belum pernah melihatnya memasang wajah masam atau tidak suka padaku. Kalau wajah sedihnya ya.

Tapi wajah tidak sukanya belum pernah. Bah, lelaki macam apa aku ini, kutukku pada diriku sendiri. Aku memaki-maki diriku sendiri atas sikap dinginku selama ini., Tapi, setetes embun cinta yang kuharapkan membasahi hatiku tak juga turun. Kecantikan aura titisan Cleopatra itu? Bagaimana aku mengusirnya. Aku merasa menjadi orang yang paling membenci diriku sendiri di dunia ini.


Acara pengajian dan qiqah putra ketiga Fatimah kakak sulung Raihana membawa sejarah baru lembaran pernikahan kami. Benar dugaan Raihana, kami dielu-elukan keluarga, disambut hangat, penuh cinta, dan penuh bangga.

�Selamat datang pengantin baru! Selamat datang pasangan yang paling ideal dalam keluarga! Sambut Yu Imah disambut tepuk tangan bahagia mertua dan bundaku serta kerabat yang lain. Wajah Raihana cerah. Matanya berbinar-binar bahagia.

Lain dengan aku, dalam hatiku menangis disebut pasangan ideal.

Apanya yang ideal. Apa karena aku lulusan Mesir dan Raihana lulusan terbaik
dikampusnya dan hafal Al Quran lantas disebut ideal? Ideal bagiku adalah seperti Ibnu Hazm dan istrinya, saling memiliki rasa cinta yang sampai pada pengorbanan satu sama lain. Rasa cinta yang tidak lagi memungkinkan adanya pengkhianatan. Rasa cinta yang dari detik ke detik meneteskan rasa bahagia.

Tapi diriku? Aku belum bisa memiliki cinta seperti yang dimiliki Raihana.
Sambutan sanak saudara pada kami benar-benar hangat. Aku dibuat kaget oleh sikap Raihana yang begitu kuat menjaga kewibawaanku di mata keluarga. Pada ibuku dan semuanya tidak pernah diceritakan, kecuali menyanjung kebaikanku sebagai seorang suami yang dicintainya. Bahkan ia mengaku bangga dan bahagia menjadi istriku.

Aku sendiri dibuat pusing dengan sikapku. Lebih pusing lagi sikap ibuku dan mertuaku yang menyindir tentang keturunan.
� Sudah satu tahun putra sulungku menikah, koq belum ada tanda-tandanya ya, padahal aku ingin sekali menimang cucu� kata ibuku.

� Insya Allah tak lama lagi, ibu akan menimang cucu, doakanlah kami. Bukankah begitu, Mas?� sahut Raihana sambil menyikut lenganku, aku tergagap dan mengangguk sekenanya.


Setelah peristiwa itu, aku mencoba bersikap bersahabat dengan Raihana. Aku berpura-pura kembali mesra dengannya, sebagai suami betulan. Jujur, aku hanya pura-pura. Sebab bukan atas dasar cinta, dan bukan kehendakku sendiri aku melakukannya, ini semua demi ibuku. Allah Maha Kuasa. Kepura-puraanku memuliakan Raihana sebagai seorang istri.

Raihana hamil. Ia semakin manis.

Keluarga bersuka cita semua. Namun hatiku menangis karena cinta tak kunjung tiba. Tuhan kasihanilah hamba, datangkanlah cinta itu segera. Sejak itu aku semakin sedih sehingga Raihana yang sedang hamil tidak kuperhatikan lagi. Setiap saat nuraniku bertanya� Mana tanggung jawabmu!� Aku hanya diam dan mendesah sedih. � Entahlah, betapa sulit aku menemukan cinta� gumamku.


Dan akhirnya datanglah hari itu, usia kehamilan Raihana memasuki bulan ke enam. Raihana minta ijin untuk tinggal bersama orang tuanya dengan alasan kesehatan. Kukabulkan permintaanya dan kuantarkan dia kerumahnya. Karena rumah mertua jauh dari kampus tempat aku mengajar, mertuaku tak menaruh curiga ketika aku harus tetap tinggal dikontrakan. Ketika aku pamitan, Raihana berpesan,

� Mas untuk menambah biaya kelahiran anak kita, tolong nanti cairkan tabunganku yang ada di ATM. Aku taruh dibawah bantal, no.pinnya sama dengan tanggal pernikahan kita�
.

Setelah Raihana tinggal bersama ibunya, aku sedikit lega. Setiap hari Aku tidak bertemu dengan orang yang membuatku tidak nyaman. Entah apa sebabnya bisa demikian. Hanya saja aku sedikit repot, harus menyiapkan segalanya. Tapi toh bukan masalah bagiku, karena aku sudah terbiasa saat kuliah di Mesir.


Waktu terus berjalan, dan aku merasa enjoy tanpa Raihana. Suatu saat aku pulang kehujanan. Sampai rumah hari sudah petang, aku merasa tubuhku benar-benar lemas. Aku muntah-muntah, menggigil, kepala pusing dan perut mual. Saat itu terlintas dihati andaikan ada Raihana, dia pasti telah menyiapkan air panas, bubur kacang hijau, membantu mengobati masuk angin dengan mengeroki punggungku, lalu menyuruhku istirahat dan menutupi tubuhku dengan selimut. Malam itu aku benar-benar tersiksa dan menderita. Aku terbangun jam enam pagi. Badan sudah segar.

Tapi ada penyesalan dalam hati, aku belum sholat Isya dan terlambat sholat subuh. Baru sedikit terasa, andaikan ada Raihana tentu aku ngak meninggalkan sholat Isya, dan tidak terlambat sholat subuh.


Lintasan Raihana hilang seiring keberangkatan mengajar di kampus. Apalagi aku
mendapat tugas dari universitas untuk mengikuti pelatihan mutu dosen mata kuliah bahasa arab. Diantaranya tutornya adalah professor bahasa arab dari Mesir. Aku jadi banyak berbincang dengan beliau tentang mesir. Dalam pelatihan aku juga berkenalan dengan Pak Qalyubi, seorang dosen bahasa arab dari Medan. Dia menempuh S1-nya di Mesir. Dia menceritakan satu pengalaman hidup yang menurutnya pahit dan terlanjur dijalani.

�Apakah kamu sudah menikah?� kata Pak Qalyubi.
�Alhamdulillah, sudah� jawabku.
� Dengan orang mana?.
� Orang Jawa�.
� Pasti orang yang baik ya. Iya kan?

Biasanya pulang dari Mesir banyak saudara yang menawarkan untuk menikah dengan perempuan shalehah. Paling tidak santriwati, lulusan pesantren. Istrimu dari pesantren?�
.
�Pernah, alhamdulillah dia sarjana dan hafal Al Quran�.
� Kau sangat beruntung, tidak sepertiku�.

� Kenapa dengan Bapak?�

� Aku melakukan langkah yang salah, seandainya aku tidak menikah dengan orang Mesir itu, tentu batinku tidak merana seperti sekarang�
.
� Bagaimana itu bisa terjadi?�.

�Kamu tentu tahu kan gadis Mesir itu cantik-cantik, dank arena terpesona dengan kecantikanya saya menderita seperti ini. Ceritanya begini, Saya seorang anak tunggal dari seorang yang kaya, saya berangkat ke Mesir dengan biaya orang tua. Disana saya bersama kakak kelas namanya Fadhil, orang Medan juga. Seiring dengan berjalannya waktu, tahun pertama saya lulus dengan predikat jayyid, predikat yang cukup sulit bagi pelajar dari Indonesia.


Demikian juga dengan tahun kedua. Karena prestasi saya, tuan rumah tempat saya tinggal menyukai saya. Saya dikenalkan dengan anak gadisnya yang bernama Yasmin. Dia tidak pakai jilbab. Pada pandangan pertama saya jatuh cinta, saya belum pernah melihat gadis secantik itu. Saya bersumpah tidak akan menikah dengan siapapun kecuali dia.

Ternyata perasaan saya tidak bertepuk sebelah tangan. Kisah cinta saya didengar oleh Fadhil. Fadhil membuat garis tegas, akhiri hubungan dengan anak tuan rumah itu atau sekalian lanjutkan dengan menikahinya. Saya memilih yang kedua.


Ketika saya menikahi Yasmin, banyak teman-teman yang memberi masukan begini, sama-sama menikah dengan gadis Mesir, kenapa tidak mencari mahasiswi Al Azhar yang hafal Al Quran, salehah, dan berjilbab. Itu lebih selamat dari pada dengan YAsmin yang awam pengetahuan agamanya. Tetapi saya tetap teguh untuk menikahinya.

Dengan biaya yang tinggi saya berhasil menikahi YAsmin. Yasmin menuntut diberi sesuatu yang lebih dari gadis Mesir.

Perabot rumah yang mewah, menginap di hotel berbintang. Begitu selesai S1 saya kembali ke Medan, saya minta agar asset yang di Mesir dijual untuk modal di Indonesia. Kami langsung membeli rumah yang cukup mewah di kota Medan. Tahun-tahun pertama hidup kami berjalan baik, setiap tahunnya Yasmin mengajak ke Mesir menengok orang tuanya.

Aku masih bisa memenuhi semua yang diinginkan YAsmin. Hidup terus berjalan, biaya hidup semakin nambah, anak kami yang ketiga lahir, tetapi pemasukan tidak bertambah.

Saya minta Yasmin untuk berhemat. Tidak setiap tahun tetapi tiga tahun sekali Yasmin tidak bisa. Aku mati-matian berbisnis, demi keinginan Yasmin dan anak-anak terpenuhi.

Sawah terakhir milik Ayah saya jual untuk modal. Dalam diri saya mulai muncul
penyesalan. Setiap kali saya melihat teman-teman alumni Mesir yang hidup dengan tenang dan damai dengan istrinya. Bisa mengamalkan ilmu dan bisa berdakwah dengan baik. Dicintai masyarakat. Saya tidak mendapatkan apa yang mereka dapatkan.

Jika saya pengin rending, saya harus ke warung. YAsmin tidak mau tahu dengan masakan Indonesia.

Kau tahu sendiri, gadis Mesir biasanya memanggil suaminya dengan namanya.
Jika ada sedikit letupan, maka rumah seperti neraka. Puncak penderitaan saya dimulai setahun yang lalu. Usaha saya bangkrut, saya minta YAsmin untuk menjual perhiasannya, tetapi dia tidak mau. Dia malah membandingkan dirinya yang hidup serba kurang dengan sepupunya. Sepupunya mendapat suami orang Mesir.

Saya menyesal meletakkan kecantikan diatas segalanya. Saya telah diperbudak dengan kecantikannya. Mengetahui keadaan saya yang terjepit, ayah dan ibu mengalah. Mereka menjual rumah dan tanah, yang akhirnya mereka tinggal di ruko yang kecil dan sempit.

Batin saya menangis. Mereka berharap modal itu cukup untuk merintis bisnis saya yang bangkrut. Bisnis saya mulai bangkit, Yasmin mulai berulah, dia mengajak ke Mesir. Waktu di Mesir itulah puncak tragedy yang menyakitkan. �

Aku menyesal menikah dengan orang Indonesia, aku minta kau ceraikan aku, aku tidak bisa bahagia kecuali dengan lelaki Mesir�.

Kata Yasmin yang bagaikan geledek menyambar. Lalu tanpa dosa dia bercerita bahwa tadi di KBRI dia bertemu dengan temannya. Teman lamanya itu sudah jadi bisnisman, dan istrinya sudah meninggal.

Yasmin diajak makan siang, dan dilanjutkan dengan perselingkuhan. Aku pukul dia karena tak bisa menahan diri. Atas tindakan itu saya dilaporkan ke polisi. Yang menyakitkan adalah tak satupun keluarganya yang membelaku.

Rupanya selama ini Yasmin sering mengirim surat yang berisi berita bohong. Sejak saat itu saya mengalami depresi. Dua bulan yang lalu saya mendapat surat cerai dari Mesir sekaligus mendapat salinan surat nikah Yasmin dengan temannya. Hati saya sangat sakit, ketika si sulung menggigau meminta ibunya pulang�.

Mendengar cerita Pak Qulyubi membuatku terisak-isak. Perjalanan hidupnya menyadarkanku. Aku teringat Raihana. Perlahan wajahnya terbayang dimataku, tak terasa sudah dua bulan aku berpisah dengannya. Tiba-tiba ada kerinduan yang menyelinap dihati. Dia istri yang sangat shalehah. Tidak pernah meminta apapun.

Bahkan yang keluar adalah pengabdian dan pengorbanan. Hanya karena kemurahan Allah aku mendapatkan istri seperti dia. Meskipun hatiku belum terbuka lebar, tetapi wajah Raihana telah menyala didindingnya. Apa yang sedang dilakukan Raihana sekarang? Bagaimana kandungannya? Sudah delapan bulan. Sebentar lagi melahirkan.

Aku jadi teringat pesannya. Dia ingin agar aku mencairkan tabungannya.

Pulang dari pelatihan, aku menyempatkan ke took baju muslim, aku ingin membelikannya untuk Raihana, juga daster, dan pakaian bayi. Aku ingin memberikan kejutan, agar dia tersenyum menyambut kedatanganku. Aku tidak langsung ke rumah mertua, tetapi ke kontrakan untuk mengambil uang tabungan, yang disimpan dibawah bantal. Dibawah kasur itu kutemukan kertas Merah jambu.

Hatiku berdesir, darahku terkesiap. Surat cinta siapa ini, rasanya aku belum pernah membuat surat cinta untuk istriku. Jangan-jangan ini surat cinta istriku dengan lelaki lain. Gila! Jangan-jangan istriku serong. Dengan rasa takut kubaca surat itu satu persatu.

Dan Rabbi�?�ternyata surat-surat itu adalah ungkapan hati Raihana yang selama ini aku zhalimi. Ia menulis, betapa ia mati-matian mencintaiku, meredam rindunya akan belaianku. Ia menguatkan diri untuk menahan nestapa dan derita yang luar biasa.

Hanya Allah lah tempat ia meratap melabuhkan dukanya. Dan ya .. Allah, ia tetap setia memanjatkan doa untuk kebaikan suaminya. Dan betapa dia ingin hadirnya cinta sejati dariku.

�Rabbi dengan penuh kesyukuran, hamba bersimpuh dihadapan-Mu. Lakal hamdu ya Rabb. Telah muliakan hamba dengan Al Quran. Kalaulah bukan karena karunia-Mu yang agung ini, niscaya hamba sudah terperosok kedalam jurang kenistaan. Ya Rabbi, curahkan tambahan kesabaran dalam diri hamba� tulis Raihana.

Dalam akhir tulisannya Raihana berdoa
�Ya Allah inilah hamba-Mu yang kerdil penuh noda dan dosa kembali datang mengetuk pintumu, melabuhkan derita jiwa ini kehadirat-Mu. Ya Allah sudah tujuh bulan ini hamba-Mu ini hamil penuh derita dan kepayahan. Namun kenapa begitu tega suami hamba tak mempedulikanku dan menelantarkanku.

Masih kurang apa rasa cinta hamba padanya. Masih kurang apa kesetiaanku padanya. Masih kurang apa baktiku padanya? Ya Allah, jika memang masih ada yang kurang, ilhamkanlah pada hamba-Mu ini cara berakhlak yang lebih mulia lagi pada suamiku.

Ya Allah, dengan rahmatMu hamba mohon jangan murkai dia karena kelalaiannya. Cukup hamba saja yang menderita. Maafkanlah dia, dengan penuh cinta hamba masih tetap menyayanginya. Ya Allah berilah hamba kekuatan untuk tetap berbakti dan memuliakannya.



Ya Allah, Engkau maha Tahu bahwa hamba sangat mencintainya karena-Mu. Sampaikanlah rasa cinta ini kepadanya dengan cara-Mu. Tegurlah dia dengan teguran-Mu. Ya Allah dengarkanlah doa hamba-Mu ini. Tiada Tuhan yang layak disembah kecuali Engkau, Maha Suci Engkau�.

Tak terasa air mataku mengalir, dadaku terasa sesak oleh rasa haru yang luar biasa.

Tangisku meledak. Dalam tangisku semua kebaikan Raihana terbayang. Wajahnya yang baby face dan teduh, pengorbanan dan pengabdiannya yang tiada putusnya, suaranya yang lembut, tanganya yang halus bersimpuh memeluk kakiku, semuanya terbayang mengalirkan perasaan haru dan cinta. Dalam keharuan terasa ada angin sejuk yang turun dari langit dan merasuk dalam jiwaku.

Seketika itu pesona Cleopatra telah memudar berganti cinta Raihana yang datang di hati. Rasa sayang dan cinta pada Raihan tiba-tiba begitu kuat mengakar dalam hatiku. Cahaya Raihana terus berkilat-kilat dimata. Aku tiba-tiba begitu merindukannya. Segera kukejar waktu untuk membagi Cintaku dengan Raihana.

Kukebut kendaraanku. Kupacu kencang seiring dengan air mataku yang menetes sepanjang jalan. Begitu sampai di halaman rumah mertua, nyaris tangisku meledak. Kutahan dengan nafas panjang dan kuusap air mataku. Melihat kedatanganku, ibu mertuaku memelukku dan menangis tersedu-sedu. Aku jadi heran dan ikut menangis. �

Mana Raihana Bu?�. Ibu mertua hanya menangis dan menangis. Aku terus bertanya apa sebenarnya yang telah terjadi.

� Raihana�istrimu. .istrimu dan anakmu yang dikandungnya� .

� Ada apa dengan dia�.

� Dia telah tiada�. � Ibu berkata

�APA!�.

� Istrimu telah meninggal seminggu yang lalu. Dia terjatuh di kamar mandi. Kami membawanya ke rumah sakit. Dia dan bayinya tidak selamat. Sebelum meninggal, dia berpesan untuk memintakan maaf atas segala kekurangan dan kekhilafannya selama menyertaimu.


Dia meminta maaf karena tidak bisa membuatmu bahagia. Dia meminta maaf telah dengan tidak sengaja membuatmu menderita. Dia minta kau meridhionya�
.
Hatiku bergetar hebat. � kenapa ibu tidak memberi kabar padaku?�.

�Ketika Raihana dibawa ke rumah sakit, aku telah mengutus seseorang untuk menjemputmu di rumah kontrakan, tapi kamu tidak ada. Dihubungi ke kampus katanya kamu sedang mengikuti pelatihan. Kami tidak ingin mengganggumu. Apalagi Raihana berpesan agar kami tidak mengganggu ketenanganmu selama pelatihan.

Dan ketika Raihana meninggal kami sangat sedih, Jadi Maafkanlah kami.

Aku menangis tersedu-sedu. Hatiku pilu. Jiwaku remuk. Ketika aku merasakan cinta Raihana, dia telah tiada. Ketika aku ingin menebus dosaku, dia telah meninggalkanku. Ketika aku ingin memuliakannya dia telah tiada. Dia telah meninggalkan aku tanpa memberi kesempatan padaku untuk sekedar minta maaf dan tersenyum padanya.

Tuhan telah menghukumku dengan penyesalan dan perasaan bersalah tiada terkira.


Ibu mertua mengajakku ke sebuah gundukan tanah yang masih baru dikuburan pinggir desa. Diatas gundukan itu ada dua buah batu nisan. Nama dan hari wafat Raihana tertulis disana. Aku tak kuat menahan rasa cinta, haru, rindu dan penyesalan yang luar biasa. Aku ingin Raihana hidup kembali. Dunia tiba-tiba gelap semua

jadi akhwat jangan cengeng

adi Akhwat jangan cengeng..
Dikasih amanah malah melarikan diri..
Diajak syuro bilang ada ijin syar’i..
Afwan ane ada agenda syar’i.. Afwan lagi nguleg sambel trasi..
Disuruh ikut aksi, malah pergi naik taksi..
Sambil lambai-lambai, bilang dadaaah…yuk mari…..
Terus dakwah gimana? Diakhiri???

Jadi Akhwat jangan cengeng..
Sekilas gayanya sih haroki berlagak Izzis..
Tapi hati kok Seismic? Sungguh ironis…
Mendayu-dayu kaya’ film romantis..
Kesehariannya malah jadi narsis..
Jauh dari kamera jadi dikira ge eksis..
Hati-hati kalo ditolak, bikin dramatis..

Jadi Akhwat jangan cengeng…
Dikit-dikit SMS ikhwan dengan alasan dapet gratisan
Rencana awal cuma kasih info kajian
Lama-lama nanya kabar harian.. wah, investigasi beneran!
Bisa-bisa dikira pacaran!
Sampai kepikiran dijadikan pasangan…
Ga’ usah ngaco-ngaco gitu deh kawan!

Jadi Akhwat jangan cengeng…
Abis nonton film palestina semangat empat lima..
Eh pas disuruh jadi coach, pergi lenyap kemana??
Semangat jadi pendukung luar biasa..
Tapi nggak siap jadi yang pelakunya.. yang diartikan sama dengan nelangsa..
Yah…bikin kecewa…

Jadi Akhwat jangan cengeng..
Ngumpet-ngumpet berduaan..
Eh, awas lho yang ketiga setan…
Trus, dikit-dikit aleman minta dibeliin jajan..
Emang sih nggak pegangan tangan..
Cuma pandang-pandangan tapi bermesraan..
Wah, kaya’ film india aja gan!
Kalo ketemu Musyrifah atau binaan?
Mau taruh di mana tuh muka yang kemerah-merahan?
Oh malunya sama Musyrifah atau binaan?
Sama Allah? Buang aja ke lautan..
Yang penting mah bisa sayang-sayangan…
Na’udzubillah tenan…

Jadi Akhwat jangan cengeng..
Sedekah dikira buang duit. .
Katanya sih biar ngirit, tapi kok shoping tiap menit??
Langsung sengit kalo dibilang pelit…
Mendingan buat dzikir komat-kamit…
Malah keluar kata-kata nyelekit…
Aduh…bikin hati sodaranya sakit…

Jadi Akhwat jangan cengeng…
Semangat dakwah ternyata bukan untuk amanah..
Tapi buat berburu ikhwan yang wah gitu dah ..
Pujaan dapet, terus walimah..
Dakwah pun say goodbye dadaaah..
Dakwah yang dulu benar-benar ditinggalkah?
Dakwah kawin lari.. karena kebelet nikah..
Duh duh… amanah..amanah…
Dakwah.. dakwah..
Kalah sama ikhwan yang wah..

Jadi Akhwat jangan cengeng..
Buka facebook liatin foto ikhwan..
Dicari yang jenggotan..
Kalo udah dapet trus telpon-telponan..
Tebar pesona akhwat padahal tampang pas-pasan..
“Assalammu’alaykum akhi, salam ukhuwah.. udah kerja? Suka bakwan?”
Disambut baik sama akhi, mulai berpikir untuk dikasih bakwan ..
Ikhwannya meng-iya-kan..
Mau-mau aja dibeliin bakwan..
Asik, ngirit uang kost dan uang makan…
Langsung deh siapin acara buat walimahan!
Prinsipnya yang dulu dikemanakan???

Jadi Akhwat jangan cengeng…
Ilmu cuma sedikit ajah..
Udah mengatai Ustadzah..
Nyadar diri woi lu tuh cuma kelas bawah..
Baca qur’an tajwid masih salah-salah..
Lho kok udah berani nuduh ustadzah..
Semoga tuh cepet-cepet dikasih hidayah…

Jadi Akhwat jangan cengeng…
Status facebook tiap menit beda..
Isinya tentang curahan hatinya..
Nunjukkin diri kalau lagi sengsara..
Minta komen buat dikuatin biar ga’ nambah nelangsa..
Duh duh.. status kok bikin putus asa..
Dikemanakan materi yang dikasih ustadzah baru saja?

Jadi Akhwat jangan cengeng..
Ngeliat akhwat-akhwat yang lain deket banget sama ikhwan, jadi pengen ikutan..
Hidup jadi suram seperti di padang gersang yang penuh godaan..
Mau ikutan tapi udah tau kayak gitu nggak boleh.. tau dari pengajian..
Kepala cenat-cenut pusing beneran…
Oh kasihan.. Mendingan jerawatan…

Jadi Akhwat jangan cengeng..
Ngeliat pendakwah akhlaknya kayak artis metropolitan..
Makin bingung nyari teladan..
Teladannya bukan lagi idaman..
Hidup jadi kelam tak berbintang bahkan diguyur hujan..
Mau jadi putih nggak kuat untuk bertahan..
Ah biarlah kutumpahkan semua dengan caci makian..
Akhirnya aku ikut-ikutan jadi artis metropolitan..
Teladan pun sekarang ini susah ditemukan..

Jadi Akhwat jangan cengeng..
Diajakain dauroh alasannya segunung…
Kalo disuruh shopping tancap gas langsung…
Hatipun tetap cerah walaupun mendung
Maklum banyak ikhwan sliweran yang bikin berdetak cepat nih jantung..
Kalo pas tilawah malah terkatung-katung…
Duh.. bingung…bingung…

Jadi Akhwat jangan cengeng..
Bangga disebut akhwat.. hati jadi wah..
Tapi jarang banget yang namanya tilawah..
Yang ada sering gosip ngomongin sesamalah…
Wah… wah… ghibah… ghibah…
Eh, malah timbul fitnah…
Segera ber-istighfar lah…

Jadi Akhwat jangan cengeng..
Dulunya di dakwah banyak amanah..
Sekarang katanya berhenti sejenak untuk menyiapkan langkah..
Tapi entah kenapa berdiamnya jadi hilang arah..
Akhinya timbul perasaan sudah pernah berdakwah..
Merasa lebih senior dan lebih mengerti tentang dakwah..
Anak baru dipandang dengan mata sebelah..
Akhirnya diam dalam singgasana kenangan dakwah..
Dari situ bilang.. Dadaaahhh.. Saya dulu lebih berat dalam dakwah..
Lanjutin perjuangan saya yah…

Jadi Akhwat jangan cengeng…
Nggak punya duit Halaqah males datang..
Nggak ada motor yaa…misi halaqah dibuang…
Musyrifah ikhlas, hati malah senang…
Binaan juga nggak ada satupun yang mau datang..
Jenguk binaan malah pada pergi malang melintang…
Oh…kasiyan… Mau ngapain sekarang???

to mother lyric and translation

to Mother

作詞 YUI
作曲 YUI
アーティスト YUI

だって あなた 言ったじゃない
涙声 うつむいたまま

嘘もつけなくなったら
生きてゆけなくなるよと

愛されていたいと思うから
どんな痛みだって
笑ってみせた ah ah

悲しみって
あたし一人だけなら
耐えられるのに

優しさって
残酷よね?

心 まで こころ
みだれるもの

ずっと一緒に居たいけど
嫌いなとこが増える日々

似たもの同士なんだよね?
わかるような気もしってる

愛し合える人が出来たの
そんな日がくれば
変われるかな ah ah

幸 せって
魔法みたいに
輝 いてくれないけど

憎しみって
ささいなすれ違いでしょ?
泣かないで

たかが運命なんて
変えてゆけるんだって
家を飛び出して夜に泣いた

誰もいない公園のベンチで
迎えに来てくれるのを待っていた むか

悲しみって
寄り添えば何処となく
温 かくて

優しさって
側にあればふと
甘えてしまうもの

ねぇ
幸せ よ しあわセ
たぶん
あたし

あなたが
居たんだから

YUI - to Mother

Intro:
C G Am G
F G C

Verse:
C G Am G
F G C B7
C E Am G
F G C
Am G F (x2)
G

Chorus:
C G Am G
F G C B7
C G Am G
F G C

Instrumental:
C E Am G
F G C

repeat Verse

repeat Chorus

Instrumental 2:
C G Am G
F G C B7
C G Am G
F G C

Bridge:
Dm Em F G (x2)

repeat Chorus

Outro:
C G Am G
F G C

Chords by,
tsunvun86


datte anata itta janai
bukankah engkau t’lah beritahu aku

namidagoe utsumuita mama
suara tangisan pergilah menjauh

uso mo tsukenakunattara
jika dusta sudah tak sanggup lagi

ikite yukenakunaruyo to
hidup takkan lagi berlanjut

aisarete itai to omou kara
semenjak engkau ingin dicintai

donna itami datte
walau penderitaan menyelimuti

waratte miseta ah ah
terlihat tawamu ah ah

kanashimi tte
kesedihan ini

atashi hitori dake nara
melanda diriku yang kesepian

kotaerareru no ni
beritahu aku apakah

yasashisa tte
kebaikan itu

zankoku yo ne?
begitu kejam, ya?

kokoro made kokoro
betapa hati (ini)

midareru mono
menjadi bingung

zutto isshoni itai kedo
inginkan kebersamaan namun

kirai na toko ga fueru hibi
benci hal-hal yg engkau perlihatkan tiap hari

nitamono doushi nanda yo ne?
kita bagai sehati, ya?

wakaru you na ki mo shitteru
kurasa aku mengerti

aishiaeru hito ga dekita no
aku mencintai seseorang saat ini

sonna hi ga kureba
jika hari itu tiba

kawareru kana ah ah
(kuharap) bisa berubah ah ah

kou sette
kebahagiaan itu

mahou mitai ni
bagai keajaiban

hikaru itekurenai kedo
bersinar walau tidaklah demikian

nikushimi tte
kebencian itu

sasai na surechigai deshou?
suatu kesalahpahaman, kan?

nakanaide
janganlah menangis

taka ga unmei nante
seakan takdir belaka

kaete yukerun datte
itu hal yg bisa engkau ubah

ie wo tobidashite yoru ni naita
(aku) pergi dari rumah & menangis semalaman

dare mo inai kouen no benchi de
tak ada seorangpun di sudut bangku taman

mukae ni kitekureru no wo matteita muka
kutunggu engkau datang menjemputku

kanashimi tte
kesedihan itu

yorisoeba izuku to naku
jika kita pahami bersama

atatakakute
(terasa) kehangatannya

yasashisa tte
kebaikan itu

kawa ni areba fu to
jika itu dekat padamu

amaete shimau mono
akan menjadi manfaat

nee
hey

shiwase yo shiawase
betapa bahagianya

tabun atashi anata ga itan dakara
mungkin karena aku miliki engkau bersamaku

Spoiler Alert!!! ~ kata ‘engkau’ disini adalah ’sang Bunda’

Beranda

Error loading feed.